1. Perancangan Penelitian Historis
Penelitian historis menerapkan metode pemecahan yang ilmiah dengan pendekatan historis. Proses
penelitiannya meliputi pengumpulan dan penafsiran fenomena yang terjadi di masa
lampau untuk menemukan generalisasi yang berguna untuk memahami, meramalkan
atau mengendalikan fenomena atau kelompok fenomena. Penelitian jenis ini
kadang-kadang disebut juga penelitian dokumenter karena acuan yang dipakai
dalam penelitian ini pada umumnya berupa dokumen. Penelitian historis dapat
bersifat komparatif, yakni menunjukkan hubungan dari beberapa fenomena yang
sejenis dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan; bibliografis, yakni
memberikan gambaran menyeluruh tentang pendapat atau pemikiran para ahli pada
suatu bidang tertentu dengan menghimpun dokumen-dokumen tentang hal tersebut :
atau biografis, yakni memberikan pengertian yang luas tentang suatu subyek,
sifat dan watak pribadi subyek, pengaruh yang diterima oleh subyek itu dalam
masa pembentukan pribadinya serta nilai subyek itu terhadap perkembangan suatu
aspek kehidupan.
Ciri-ciri penelitian
historis:
1.
Lebih
tergantung pada hasil observasi orang lain dan hasil sendiri
2.
Harus
tertib,ketat,sistematis dan tuntas
3.
Tergantung pada
data primer dan sekunder
4.
Dilakukan
kritik eksternal dan internal untuk menentukan bobot data
5.
Mencari
informasi dari sumber yang lebih luas
2. Perancangan Penelitian deskriptif
Penelitian
deskriptif adalah penelitian tentang
fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan
penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data tersebut. Penelitian
deskriptif dapat bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan
perbedaan fenomena tertentu; analitis kualitatif untuk menjelaskan fenomena
dengan aturan berpikir ilmiah yang diterapkan secara sistematis tanpa
menggunakan model kuantitatif; atau normatif dengan mengadakan klasifikasi,
penilaian standar norma, hubungan dan kedudukan suatu unsur dengan unsur lain.
Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.
Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang
dikemukakan Furchan (2004) bahwa (1) penelitian deskriptif cendrung
menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara
teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukan secara cermat. (2)
tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan (3) tidak adanya
uji hipotesis.
3.
Perancangan Penelitian
korelasi atau korelasional
Penelitian Korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan
dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel
(Faenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini
penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya
melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc Millan
dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian korelasional
menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat
hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya
pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada
panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas,
tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian
selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38). Menurut Sukardi
(2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para
peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai
berikut.
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010)
adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan
dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan
penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau
untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan
biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu
variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai
hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
Ciri-ciri Penelitian Korelasional
1.
Penelitian
macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau
tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
2.
Studi macam ini
memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara
serentak dalam keadaan realistiknya.
3.
Output dari
penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada
atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4.
Dapat digunakan
untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.
4. Penelitian
Kausal Komparatif
Tujuan dari penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap
akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab
melalui data tertentu.
Tujuan
Tujuan dari penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap
akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab
melalui data tertentu.
Kelebihan
Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai
sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi
apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan yang sejenis dengan itu.
Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan
dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi
kausal-komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Kelemahan
Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, yang menyebabkan masalah menjadi
sangat kompleks.
Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda.
Karena variabel bebas telah terjadi, maka kontrol variabel tidak dapat dilakukan.
Tidak terlalu berorientasi terhadap hubungan sebab akibat.
5.
Penelitian Eksperimen
Eksperimen
merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam
penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat
diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk
memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk
menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara
mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi
eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang
tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).
Karakteristik
Penelitian Eksperimen
Danim (2002)
menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu,
(1)Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib
ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi
langsung, maupun random (rambang). (2) Adanya kelompok kontrol sebagai data
dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental. (3)
Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan
variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan
variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi
tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan
variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan
dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok
dilakukan secara acak. (4) Validitas internal (internal validity) mutlak
diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah
manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar
menimbulkan perbedaan. (5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan
dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula
dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting
diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja
dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Langkah-Langkah
Kegiatan Penelitian Eksperimen.Pada umumnya, penelitian eksperirnental
dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut, yaitu, (1) Melakukan
kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan. (2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah. (3) Melakukan
studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan
definisi istilah. (4) Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup
kegiatan: a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi
memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen; b) menentukan cara
mengontrol; c) memilih rancangan penelitian yang tepat; d) menentukan populasi,
memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian;
e) membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen; f) membuat
instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh
instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan; g)
mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
(5) Melaksanakan eksperimen. (6) Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
(7) Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabel yang telah
ditentukan. (8) Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya. (9) Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan (Sukardi, 2003).
(5) Melaksanakan eksperimen. (6) Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
(7) Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabel yang telah
ditentukan. (8) Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya. (9) Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan (Sukardi, 2003).
Rancangan Penelitian
Eksperimen
Rancangan yang akan diterapkan dalam penelitian eksperimen meliputi: pra-eksperimental, eksperimen murni, dan eksperimen kuasi.
Rancangan yang akan diterapkan dalam penelitian eksperimen meliputi: pra-eksperimental, eksperimen murni, dan eksperimen kuasi.
(1). Rancangan
Pra-Eksperimental
Rancangan pra-eksperirnental yang sederhana ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan pada penelitian. Ada tiga hal yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, yaitu:
a). Studi kasus bentuk tunggal (one-shot case study)
b). Tes awal – tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest posttest)
c). Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)
Rancangan pra-eksperirnental yang sederhana ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan pada penelitian. Ada tiga hal yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, yaitu:
a). Studi kasus bentuk tunggal (one-shot case study)
b). Tes awal – tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest posttest)
c). Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)
(2). Rancangan
Eksperimen Murni
Rancangan eksperimen murni ini mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
a). Adanya kelompok kontrol.
b). Siswa ditarik secara ramdom dan ditandai untuk masing-masing kelompok.
c). Sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.
Dua rancangan eksperimen secara garis besar dijelaskan sebagai berikut.
a). Rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized
posttest only control group design)
b). Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (the
randomized pretest-posttest control group design)
c). Empat kelompok solomon (the randomized solomon four group design)
d). Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes tes akhir dan
kelompok kontrol (the randomized posttest – only control group design)
e). Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized pretest – posttest cont rot group design, using)
Rancangan eksperimen murni ini mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
a). Adanya kelompok kontrol.
b). Siswa ditarik secara ramdom dan ditandai untuk masing-masing kelompok.
c). Sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.
Dua rancangan eksperimen secara garis besar dijelaskan sebagai berikut.
a). Rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized
posttest only control group design)
b). Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (the
randomized pretest-posttest control group design)
c). Empat kelompok solomon (the randomized solomon four group design)
d). Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes tes akhir dan
kelompok kontrol (the randomized posttest – only control group design)
e). Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized pretest – posttest cont rot group design, using)
(3). Rancangan
Eksperimen Kuasi/Semu (Quasi—Experimental Design)
Rancangan eksperimental kuasi ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asih manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti. Beberapa rancangan eksperimen kuasi (eksperimen semu), yaitu:
a). Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes akhir dan kelompok kontrol (the
randomized posttest – only control group design, using matched subject).
b). Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok
kontrol (the randomnized posttest – only control group design, using matched subject),
c). Rancangan tiga perlakuan dengan pengaruh imbangan (a three treatment counterbalanced, using matched subject).
d). Rancangan rangkaian waktu (a basic time-series design)
e). Rancangan faktorial (factorial design).
Rancangan eksperimental kuasi ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asih manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti. Beberapa rancangan eksperimen kuasi (eksperimen semu), yaitu:
a). Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes akhir dan kelompok kontrol (the
randomized posttest – only control group design, using matched subject).
b). Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok
kontrol (the randomnized posttest – only control group design, using matched subject),
c). Rancangan tiga perlakuan dengan pengaruh imbangan (a three treatment counterbalanced, using matched subject).
d). Rancangan rangkaian waktu (a basic time-series design)
e). Rancangan faktorial (factorial design).
DAFTAR PUSTAKA:
1.
Abidin, Muhammad Zainal. 2008.
Penelitian Korelasional. (artikel). Dalam www.Muhammad Zainal Abidin
Personal Blog.htm. di akses tanggal 25 September 2010.
2.
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian
Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom Universitas Mercubuana Jakarta
3.
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian
Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Pergoda.
4.
Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How
to Design and Evaluate research in Education. New York: McGraw-Hill.
5.
McMilan, J dan Schumacher, S. 2003. Research
in Education. New York: Longman.
6.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian
dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi ketiga. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
7.
Ruseffendi. 1993. Statistika untuk
Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Perguruan Tinggi.
8.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian
Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
9.
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti.
2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
1 komentar :
bad'